Bekatul Organik

Kelompok Tani Kleben Desa Sidorejo, Godean, Sleman melakukan inovasi. Inovasi para petani itu membuat susu bekatul organik. Mirip susu kedelai yang tinggal diseduh saja. Ternyata produk itu laris dipesan.

Bekatul Organik

Dinamakan organik karena mereka bertani secara organik alias tanpa pupuk yang memiliki bahan kimia. Awalnya dua tahun lalu ketika sekitar 20 petani mulai membuat susu bekatul organik sebagai kegiatan sampingan. Di awal bulan, produksi mereka konsumsi sendiri.

“Lama-kelamaan permintaan muncul. Ada beberapa tamu  berkunjung melihat pertanian organik di Sidorejo selalu kami jamu dengan minuman ini. Mereka suka!” kata Purwanto, salah seorang petani penggerak di kelompok itu, Kamis (29/4). Dari sanalah, minat membuat lebih serius lagi.

Pembuatan bekatul organik ini terbilang sederhana. Kulit gabah sisa gilingan padi  yang dikumpulkan, kemudian diayak dengan saringan halusdan dijemur hingga kering. Hasilnya dari tiap 50 kg gabah akan diperoleh 2 kg bubuk bekatul. Sisa proses berupa kulit gabah kasar dapat dimanfaatkan untuk campuran makanan ternak.

Kini, Kelompok Tani Kleben menggarap empat hektar sawah. Mereka menanaminya dengan padi-padi organik, seperti jenis rojolele dan mentik wangi. Dari 1 hektar lahan didapat 9 ton gabah setiap kali panen, empat bulan sekali. Setidaknya dari 9 ton panenan padi dalam satu musim tanam bisa didapat 360 kilogram serbuk bekatul.

“Semua habis terjual begitu selesai dibuat. Kadang kami membuat susu bekatul dari beras merah. Itu juga sama larisnya. Mungkin karena gabahnya organik, jadi enak rasanya” ungkap Purwanto.

Ada seorang petani bernama Eko Danang dari Dusun Jering, Sidorejo, yang juga anggota kelompok tani itu, menambahkan, setiap kali panen, semua gabah langsung diolah. Satu bungkus serbuk susu bekatul isi 200 gram dijual Rp 5.000. Walaupun belum pernah menghitung keuntungannya, setidaknya bekatul yang tadinya sampingan dan dijadikan makanan ternak kini laku dijual dan menambah pendapatan.

Produk itu belum didaftarkan untuk mendapat izin Menkes atau dinas kesehatan sebagai syarat layaknya pangan dikonsumsi dan aman. Mengenai hal itu, Purwanto mengaku bimbang. “Jika di-Depkes-kan, kami khawatir produk bekatul organik kami dibajak,” katanya. (PRA) Dikutip dari https://cetak.kompas.com Jumat, 30 April 2010

Untuk mendapatkan bekatul nature farm silakan hubungi agen bekatul yang ada di blog ini.